Hari itupun tiba. Hari dimana statusku disebut sebagai santri. Sebenarnya belum bisa disebut santri sepenuhnya. Karena sebagaimana siswa baru di sekolah lain, akupun harus melalui masa orientasi siswa. Karena sekolahku adalah pesantren, maka namanya pun bukanlah MOS melainkan Ta’aruf. Saat itu aku berangkat ke pesantren ditemani oleh orang tuaku. Seperti MOS pada umumnya, kita diperintahkan untuk melakukan hal-hal yang sungguh konyol. Mulai dari memakai topi dari karton yang bentuknya aneh, menebak makanan, dan masih banyak lagi. Saat itu aku tidak berpikir apa-apa, mungkin karena aku baru melakukannya untuk pertama kali. Hari-hari itu aku lalui tanpa ada rasa apa-apa. Setelah semua selesai, dimulailah kisahku menjadi seorang santri.
Hari
pertama aku bersekolah di pesantren, tak ada yang bisa ku ungkapkan. Hanya
diisi oleh perkenalan santri-santri lain di kelas. Beberapa hari kemudian, aku
mulai akrab dengan beberapa teman baru. Ya, ternyata mereka cukup menyenangkan.
Tidak hanya santrinya, ternyata asatidznya pun aku rasa cukup menyenangkan. Dan
untuk pertama kalinya di sana aku belajar banyak hal, khususnya tentang agama.
Tidak banyak yang bisa ku
ingat saat berada di kelas ini. Karena, saat itu kita semua masih bisa dibilang
anak-anak yang baru mengenal kehidupan sosial. Namun, ada satu hal yang ku
ingat hingga sekarang, kelasku saat itu adalah kelas yang paling bandel
santri-santrinya. Bukan karena penampilannya, penampilan mereka biasa-biasa
saja, namun karena mereka sulit untuk belajar. Ada saja guru yang tidak mau
belajar di kelas kami, karena terkadang kami mengacuhkannya.
Setelah satu tahun
kemudian, akhirnya aku menginjak kelas yang lebih tinggi, dengan mendapatkan
teman baru tentunya. Aku mengenal beberapa teman baru diantaranya adalah Ali,
Usman, Umar, dan Bilal. Bersama mereka dan ditambah dengan dua teman yang sudah
kukenal sebelumnya yaitu Sofyan dan Jahid, kami membentuk sebuah persahabatan.
Ali, adalah seorang yang berjiwa pemimpin diantara kami. Usman adalah orang
yang memiliki motivasi tinggi, Umar dan Bilal adalah orang yang paling
bersahabat, Sofyan adalah orang yang paling berpengaruh dan Jahid adalah orang
yang paling konyol.
Persahabatan kita dimulai
dari saat kita mengikuti OSIS di pesantren. Dari sejak itu, kita sering
berkumpul bersama, dikarenakan tugas sebagai OSIS. Aku terpilih sebagai
sekretaris OSIS sedangkan sahabatku Ali, dia terpilih sebagai ketua OSIS,
sebagaimana dia memang memiliki jiwa pemimpin yang paling berpengaruh.
Ada salah satu aturan di
pesantren yaitu “dilarang berpacaran”.
Ya, mana mungkin anak pesantren berpacaran. Nyatanya tidak, ada saja santri
yang berani berpacaran, meskipun berpacaran yang hanya sebatas mengirim surat
saja. Termasuk aku, akupun memberanikan diri untuk memiliki seorang kekasih.
Saat itu aku memandang seorang wanita yang cantik dan anggun dengan memakai jilbab
yang syar’i bernama Mawar.
Pertama kali ku
mengenalnya disaat rapat OSIS. Kutatap wajahnya, dan berharap untuk bisa
mendapatkan nomor Hpnya. Dan, tidak hanya aku yang jatuh hati oleh wanita saat
itu. Semua sahabatku pun merasakan hal yang sama, malah ada yang sudah
mendapatkan kekasihnya mendahului yang lain. Saat itu kita semua berlomba-lomba
mendapatkan pacar.
Seketika aku berbisik
kepada Ali “Ali, dia cantik sekali! Bantu
aku untuk berkenalan dengannya!”, lalu Ali tanpa berbicara kepadaku langsung
mengatakan “Hey! Dia ingin berkenalan
denganmu”. Aku terkejut, dan langsung mengatakan “Tidak, itu bohong!” lalu aku membungkam. Setelah itu, aku berbicara
kepada sahabatku yang lain untuk membantuku berkenalan dengannya. Mereka
menyarankan untuk langsung saja mengajaknya kenalan. Karena ini pertama kalinya
aku jatuh hati kepada wanita, aku tidak berani untuk langsung mengatakannya.
Akhirnya Umar membantuku dengan meminta nomor HP wanita itu kepada temannya
yang bernama Melati. Dan akhirnya aku mendapatkannya.
Malam tiba, dan aku
memberanikan diri untuk menyapanya “Assalamu’alaikum,
apakah benar ini dengan Mawar?” lalu ia menjawab “Ya, saya Mawar, maaf anda siapa?” Dan kamipun berkenalan pada saat
malam itu. Tidak perlu waktu lama, akhirnya kita sudah kenal dekat dalam
beberapa minggu saja.
Sahabat-sahabatku selalu
mendorongku agar cepat-cepat menembaknya, namun aku belum siap. Hingga salah
satu temanku yang satu kelas dengan Mawar mengatakan “Ayo cepat kamu tembak, karena ada seseorang yang juga menyukai Mawar,
kamu tidak mau Mawar diambil orang lain kan!” Dengan tidak berpikir
panjang, malam itupun langsung aku tembak mawar dengan kata-kata yang aku
dapatkan dari Internet. Dengan gugupnya aku memberanikan diri untuk menembaknya
melalui SMS. “Mawar sesungguhnya aku
menyimpan rasa cinta padamu, aku ingin kau menjadi kekasihku” sepenggal
kata yang kuingat.
Beberapa menit kemudian,
dengan banyak pertimbangan, akhirnya dia menerimaku menjadi kekasihnya. Betapa
bahagianya aku saat itu, tidak ada kata yang bisa mengungkapkannya. Akupun
langsung memberitahu sahabatku jika aku telah berhasil mendapatkannya. Dan
sahabatkupun turut merasa senang dan menanti traktiranku. Akhirnya, Aku dan
Mawar menjadi kita. Kisah cinta kita memang tidak semenarik Dilan dan Milea,
namun kisah cinta kita semanis Habibie dan Ainun. Dan hubungan terlarang kita
ini berjalan baik-baik saja.
Beberapa waktu kemudian
terjadi hal yang mengecewakan, Jahid diam-diam telah dekat dengan Anggrek, dia
adalah kekasih Umar, dengan kata lain ia sedang berusaha merebutnya dari Umar.
Terjadilah perpecahan diantara kami, sebagian dari kami percaya kepada Jahid
bahwa dia tidak memiliki maksud apapun sedangkan sebagian yang lain tidak
percaya. Akhirnya suasana persahabatan kami yang asalnya selalu ceria menjadi
sunyi. Hingga pada suatu saat ketika
emosi keduanya tidak bisa terkendali, berkelahilah mereka berdua. Dengan
bergegasnya Ali langsung memisahkan mereka. Akupun tidak tahu harus berbuat
apa. Setelah selesai berkelahi, mereka berdua saling meminta maaf dan berjanji
tidak ada yang akan mendekati Anggrek lagi. Dan lucunya, saat pulang sekolah
mereka saling akur kembali. Akhirnya persahabatan kami dapat kembali bersemi.
Beberapa waktu kemudian,
aku diajak pergi bersama dengan teman lamaku bernama Akbar, Zainal, Bunga dan
Kasturi. Kami hanya sekedar bermain mengingat masa lampau. Kesalahanku adalah
ketika aku berbohong kepada Mawar, aku berkata kepadanya bahwa aku sedang ada
acara keluarga sehingga aku tidak bisa menemuinya. Dan saat itu pula dia
mengetahui bahwa Aku sedang pergi bersama temanku. Dia merasa kecewa dan marah
kepadaku. Aku sudah meminta maaf kepadanya namun tetap saja dia marah kepadaku.
Akhirnya aku mengerjainya
dengan candaan sehingga dia mau memaafkanku, dan hubungan kami kembali normal.
Namun ketentraman itu tidak berjalan lama, hubungan kami ketahuan oleh anggota
OSIS yang lain, sesuai peraturan pesantren yang melarang santrinya berpacaran.
Akhirnya anggota OSIS mengadakan rapat untuk menentukan bagaimana anggota yang
berpacaran kedepannya. Saat itu, ketahuanlah siapa saja yang berpacaran,
ternyata hampir 50% anggota OSIS di pesantrenku berpacaran tidak terkecuali
ketuanya yaitu Ali. Tadinya konsekuensi bagi yang berpacaran akan dikeluarkan
dari keorganisasian OSIS, namun dikarenakan terlalu banyak, maka konsekuensinya
diganti dengan hukuman ringan.
Namun, dari situ aku
sadar, untuk apa aku dididik di pesantren bila aku masih tetap melakukan apa
yang telah dilarang-Nya. Banyak asatidz yang selalu mengingatkanku tentang
bahayanya berpacaran. Ternyata selama ini aku telah salah menyimpulkan tentang
jatuh cinta. Semenjak itu aku dan Mawar memutuskan hubungan kita secara
baik-baik dengan berharap untuk membenahi hidup kita masing-masing. Akhirnya
kita berpisah setelah 8 bulan menjalani hubungan. Tidak hanya aku, semua
sahabatkupun turut sadar, dan akhirnya merekapun rela untuk melepaskan
kekasihnya masing-masing.
Akhirnya saat menginjak
kelas 9, saatnya aku menentukan bagaimana kehidupanku selanjutnya, maksudnya
akan kemana aku melanjutkan sekolah, kuliah dan ingin bekerja apa. Aku pikirkan
itu setiap hari, hingga menemukan jawaban. Saat itulah dimana masa-masa terbaik
dalam hidupku. Aku baru merasakan bagaimana berlomba-lomba dalam kebaikan.
Tentunya dengan sahabatku tadi. Saat itu kami semua berkhayal, ketika semua
sukses nanti, kita akan melakukan banyak hal.
Yang tadinya kita sering
menghabiskan waktu untuk kegiatan yang tidak jelas, akhirnya sekarang kita
menghabiskan waktu dengan belajar bersama. Aku bersama Ali, Usman, Umar dan
Jahid mengikuti bimbingan belajar, dengan tujuan mencapai cita-cita kami
melanjutkan ke sekolah impian. Beberapa sahabatku ada yang memberanikan diri
untuk mengajar ngaji anak-anak. Sungguh aku bersama sahabat-sahabatku berada
dipuncak kebaikan saat itu.
Kami berlomba-lomba
mendapatkan nilai tertinggi di setiap ujian atau ulangan. Dan sangat
mengejutkan ketika hasil TO sekolah diumumkan, kita semua berada di peringkat
atas. Termasuk aku, dan sungguh bersyukurnya aku berada diperingkat paling atas
dari semua santri yang ada di pesantrenku. Itu semua membuat kami optimis
meraih mimpi kami. Hari terus berlanjut kan akhirnya UN pun dimulai. Aku
mengisi dengan santai dan sungguh-sungguh. Dan akhirnya mendapatkan peringkat
atas pula pada UN ini.
Setelah itu semua, akhirnya
kami berpisah, menemukan sekolah baru, teman baru, sahabat baru. Sungguh
menyedihkan harus berpisah dengan mereka, sahabat-sahabat seperjuanganku,
sahabat terbaikku, juga mantan terindahku. Namun itulah hidup, pada akhirnya
kita akan mengetahui bahwa hidup itu adalah untuk merelakan. Hanya ingatan yang
dapat melihat kembali, apa yang telah ku lakukan di masa lalu.
HASHTAG OPTION merupakan platform trading Online berbasis di Indonesia.
BalasHapusHanya dengan Deposit 50.000 anda bisa bermain trading.
PILIHAN TRADER #1
- Tanpa Komisi dan Bebas Biaya Admin.
- Sistem Edukasi Professional
- Trading di peralatan apa pun
- Ada banyak alat analisis
- Sistem penarikan yang mudah dan dipercaya
- Transaksi Deposit dan Withdrawal TERCEPAT
Jika anda bingung mencari broker, anda bisa bergabung bersama kami
Dengan modal kecil anda bisa berinvestasi dengan keuntungan hingga 80%
Bersama Hashtag Option trading lebih mudah dan rasakan pengalaman trading yang light.
Proses deposit via transfer bank lokal yang cepat dan withdrawal dengan metode yang sama
Bonus Referral 1% dari profit investasi tanpa turnover......